Selasa, 31 Agustus 2010

Leyeh-leyeh di Kampung Daun Culture Galery &Cafe, Lembang






 

Setiap kali dengar kata Lembang, yang terbayang dalam pikiranku hanya Kampung Daun.Aku memang penasaran abis dengan tempat ini. Awalnya dulu waktu aku baru lulus kuliah sempat numpang di rumah saudara di Bandung untuk mencari kerja (masa2 rekoso), kebetulan saudaraku itu sering mengajak aku  jalan-jalan keliling Bandung dan Lembang (Seingatku dulu Lembang masih perawan,sepi dan dingin, beda sekali dengan sekarang,sudah banyak villa,hotel dan tempat-tempat wisata). Cuman setiap kali ke Lembang gak pernah diajak mampir karena antriannya puanjaaang. Waktu itu sekitar tahun 1999-2000 dimana Kampung Daun lagi top-topnya disebut-sebut orang.Katanya restorannya bagus banget seperti pedesaan,unik.Saat itu sih hanya dengar-dengar saja.Sepertinya hampir setiap teman saudaraku itu ngobrol gak jauh-jauh dengan: "Jeng udah ke Kampung Daun belum?"

Jujur sih ikutan nguping dan tanpa sadar jadi penasaran sampai tua(weleh) dan ya ampyun.... ternyata baru kesampaian setelah berbuntut 1...hehehe

Sekilas info,Jam buka resto cafe ini mulai pukul 11.00 hingga 23.00 WIB.

Sedangkan geografisnya,Kampung Daun terletak di sebuah lembah kecil di kawasan wisata Cihideung, di belahan utara Bandung, tepatnya di dalam perumahan Trinity Bandung,Lembang. Jadi dari Jalan Sersan Bajuri kita harus cari penunjuk  arah menuju resto ini yang mengarah masuk ke dalam sebuah perumahan mewah walau begitu gampang kok carinya. Dinamakan Kampung Daun karena katanya dulunya tempat ini dipenuhi daun-daun labu siam.

Pendirinya itu Ruth Tamzil de Fernandes (kayaknya sih orang Belanda ya),awalnya  dia terinspirasi utk membuat saung sederhana sebagai tempat makan sekaligus tempat melepas penat dengan suasana seakan-akan kembali ke desa ,tentu saja dengan harapan tempat itu tenang dan damai.Ide itu semakin berkembang ketika di Indonesia sedang marak-maraknya kerusuhan.(Patut dicontoh, dalam keadaan negative kita tetap bisa menghasilkan hal yang positif)

 

Kampung daun ini memiliki tema Culture Galery & Café,jadi tidak usah heran kalau tempat makannya terdiri atas saung2 lesehan dengan arsitektur khas jawa barat (well.. restoran model saung sekarang sudah banyak kita temui tapi tetap saja Kampung Daun menurutku masih paling unik).

Yang menarik tentu saja pemandangan dan suasana yang ditawarkan restoran ini.Lokasinya diapit oleh 2 tebing batu alami dan dialiri sungai dari Gunung Burangrang.

Untuk menuju saung-saung tersebut kita dituntun sebuah jalan yang difinish batu alam,berundak-undak dengan beragam flora indah di sekitarnya diiringi suara gemercik air sungai bersautan dengan gemuruh air terjun menjadikan suasananya gimanaaa gitu…

Belum lagi aksen khas Sunda seperti kap lampu dari anyaman bambu,toilet berupa bilik bamboo,tiang obor (katanya sih kalau malam penerangannya dari obor),jembatan kayu dan alunan gamelan sunda ,serasa di kampung manaaa gitu… mana dong?(aku kan gak punya kampung)

Asyiknya lagi, ditiap saungnya itu disediakan bantal dan matras…duh jadi pengen tiduran.(aku sampai hunting orang yang benar-benar tidur siang di saung, ternyata banyak lho hihihi)

 

Nah untuk soal makanannya sih menurutku standard banget rasanya.

Makanan yang ditawarkan sebagian besar makanan tradisional.Waktu itu aku pesan gurame goreng (jujur rasanya anyep) sedangkan suamiku pesan nasi bakar (nah yg ini rasanya lumayan).Tehnya rupanya menggunakan produk Dilmah jadi menurutku ya enak.Kita juga sempat memesan Serabi yang ditaburi keju dan susu dengan assesories strawberry di atasnya.Aku sulit membedakan serabi yang enak dan tidak enak karena menurutku rasa serabi dimana-mana sama.

Waktu itu suasananya tidak ramai (minggu di bulan tua) jadi pesanan makanannya datangnya tdk terlalu lama, tapi sempat khawatir juga sih soalnya lokasi antar saung kan tidak berdekatan belum lagi dapurnya yang lokasinya entah tersembunyi dimana, jadi yang terbayang buatku bagaimana para pelayan mereka jumpalitan sana sini menerima dan mengantar puluhan pesanan, lha wong waktu kita mau pesan makanan aja celingak celinguk  dulu cari pelayan padahal udah pukul kentongan (setiap saung ada kentongan) tetep aja gak ada yang nongol hehehe (seingatku aku nyamperin pelayan yang kebetulan lagi lewat).

 

Setelah puas ngaso dan foto-foto(of course…) dengan berat hati kami meninggalkan Kampung Daun,tentu saja dengan harapan suatu saat bisa mengunjungi tempat itu lagi terutama pengen nyobain tidur siang di situ hehehe

 

 


Jumat, 20 Agustus 2010

Strawberry....strawberry...




Pada mulanya aku tidak terlalu sungguh-sungguh suka dengan buah strawberry…lebih sekedar suka sebagai ikon…
Menurutku buah strawberry adalah buah penipu karena penampilan, gimana tidak, siapa coba yg tdk gemas melihat bentuk mungil spt hati dg warna merah menggoda tapi begitu dicicip grrrr masam! Jadi ikut2an judul filmnya Dewi Persik, Lihat boleh Pegang jangan!
Nah beberapa waktu yang lalu sewaktu ke Ciwidey, kami sekeluarga melihat banyak kebun petik strawberry di kanan kiri jalan…biasalah lapar mata…akhirnya tergoda juga utk mampir ke salah satu kebun buah strawberry, saat itu sih nawarnya dapat 25rb/kg jadi prosesnya setelah harga disepakati,kita dikasih keranjang plastik kecil lengkap dengan topi caping serasa petani beneran, boleh petik buah sesuka hati lalu kemudian ditimbang hasil panen kita, at least… pay for it!(kalo mau gratis sih waktu petik langsung dimakan tapi….hati2 ya racun dan kumannya gak sebanding dg harga strawberry!)
Ternyata hasil panen cukup banyak, maklum yang petik 5 orang(aku,misua,anakku Fani,pembokat dan sepupuku Ani) dalam keadaan girang, norak dan lapar, jadi bingung juga ini strawberry yang banyak mau diapain?? Akhirnya dibuatlah jus strawberry pake sirup dan susu...hmmm..ternyata enak dan bonusnya lagi, strawberry yang kita petik itu ternyata jenis yang bagus jadi tidak terlalu masam ada rasa manisnya. Waktu itu sempat bawa ke kantor juga sih hasilnya laris manis tentu saja.
Bonusnya lagi...belakangan aku baru tahu kalau ternyata strawberry banyak khasiatnya...
1.Mampu mengurangi kadar kolesterol dan meredam gejala stroke.
2.Dapat mengurangi resiko terkena kanker rahim…(i love it)
3.Kaya vitamin C dan so pasti bagus utk pertumbuhan anak sedangkan utk orang dewasa,Kebutuhan vitamin C perharinya terpenuhi dg 8 strawberry(98mg).
4.Dapat memutihkan atau membersihkan permukaan gigi…(peluang usaha tuh produk pasta Gigi strawberry utk dewasa).
5. Konsentrasi 7 zat antioksidan dalam strawberry lebih tinggi dibandingkan buah atau Sayuran lain sehingga buah ini efektif mencegah proses oksidasi pada tubuh yaitu proses yang dapat menghambat penuaan dan efek radikal bebas.
6. Ampuh melawan encok & radang sendi.
7. Dan ternyata daunnya juga berkhasiat menyembuhkan diare karena mengandung zat
Astringent.
Tuh kan ternyata strawberry tidak hanya cantik tapi baik hati....well maafkan aku telah menuduhmu penipu, strawberry!

Senin, 16 Agustus 2010

Main Air di The Jungle, Bogor





Sering gak sih merhatiin stiker yang menempel di bagian belakang mobil-mobil pribadi? Paling banyak sih stiker Taman safari ya...tapi stiker The Jungle sepertinya menduduki peringkat dibawahnya Taman safari deh, coba perhatiin! (ralat, ini khusus yg tinggal di Jabotabek ya)
Maraknya stiker dan iklan-iklan tentang The Jungle membuat kita juga pengen ke sana pengen tahu kayak apa sih, kok stikernya menarik kayaknya seru tuh walau sebenarnya wahananya mirip-mirip dengan waterpark yang lain, mungkin karena letaknya di Bogor ya, kita jadi mbayanginnya kolam yang dingin dengan nuansa bau gunung gitu apalagi judulnya The Jungle...wkwkwk
Kenyataannya “The Jungle” letaknya ada didalam perumahan mewah Bogor Nirwana Residence udaranya sih udah gak dingin dan luasnya mencapai 3 hektar. View gunung juga ada sih tapi ya pemandangan gunung dari kejauhan hehehe
Dan jangan membayangkan kolam air seluar 3 hektar ya karena di The Jungle itu ada beberapa wahana selain waterparknya sendiri, ada rumah hantu,playground, teater 4 dimensi dan café-café gitu deh bahkan ada konsep seperti orchard road dan katanya lagi akan dibangun sebuah hotel dan universitas Bakrie …(waktu kita ke sana ruko-ruko unik udah jadi tapi masih sepi)
Keunikan The Jungle ini didalamnya ada taman burungnya dan lansekapnya lumayan menarik (konsep dari pengembang sih 60% wahananya area hijau) hanya saja menurut aku kok jauh ya dari bayangan The Junglenya….bahkan katanya ada aquarium ikan air tawar sepanjang kolam arus,ternyata biasa-biasa aja tuh…cuman aquarium kaca kotak biasa diletakkan sepanjang kolam renang dan waktu itu masih ada aquarium yang kosong…padahal sebelumnya aku membayangkan berenang (tepatnya main air) sambil melihat aquarium berjalan seperti di seaworld halah..khayalanku ketinggian nih!
Sebenarnya wahana airnya banyak seperti fountain futsal,lazy pool(kolam arus),leisure pool (kolam dengan beberapa permainan anak lengkap dg air mancur dan teko tumpahnya), hanya saja untuk menggunakan ban harus menyewa apalagi untuk wahana semacam racer slide (prosotan panjang yang berlekuk-lekuk melewati terowongan) antrinya aujibile...jadi malas mencoba. Dan yang mengesalkan lagi tuh endingnya, kamar bilasnya sedikit dan kamar gantinya sempit padahal pengunjung saat itu banyak sekali jadi kebayang deh antrinya...bete deh! Beda sekali dengan Atlantisnya Ancol yang memiliki banyak kamar bilas dan selalu bersih. Solusinya ya klo mau ke The Jungle jangan pas liburan atau weekend tapi please deh, siapa juga yang mau cuti cuman bela-belain ke situ ya..??
Nah kalo soal tarif waktu itu hari Sabtu (buka jam 9.00 s/d 18.00) perorangnya 50,000 (menurut aku sih murah dibandingkan waterboom PIK ato snowbay yang mencapai 100ribuan) sedangkan kalo hari biasa sih katanya lebih murah lagi 30,000. Tapi itu baru waterparknya lho…kalo mau ke rumah hantu atau 4 dimensi sih lain lagi tiketnya…
Ohya di pintu masuk waterpark ada beberapa permainan seperti komidi putar dan ada juga yang menawarkan naik kuda keliling. Jadi buat yang punya anak kecil jangan lupa menyiapkan anggaran lebih ya! Selamat mencoba!

Jumat, 13 Agustus 2010

Wisata ke Situ Patengan & Pemandian Cimanggu, Bandung Selatan






Sabtu, 9 Mei 2009

Melanjutkan cerita tour kecil di Ciwidey…selanjutnya kita ke Situ Patengan.
Keluar dari gerbang Kawah Putih belok ke kiri, perjalanan lebih menanjak lagi, lumayan jauh tapi karena pemandangan kebun teh yang ijo royo-royo apalagi bukan aku yang nyetir rasanya indah-indah aja ya hehehe…..

Konon katanya Situ atau danau Patengan itu indah dan ada batu cintanya dengan perkebunan teh disekelilingnya. Sempat foto-foto juga sih di kebun tehnya tapi gak bisa ambil pose banyak krn Fani ngambek minta ayunan…huh!
Sampai di Situ Patengan agak kecewa karena disitu gak begitu menarik dan parkirannya ruwet banget. Di tempat itu yang menarik cuma naik perahu keliling danau dengan pemandangan hutan dan perbukitan teh, hijau semuanya. Lucunya kita kecele soal batu cinta karena ternyata batunya kecil banget cuma batu hitam biasa mencuat dari air danau dan banyak orang pacaran disekitarnya, mungkin untuk menguatkan mitos tentang keabadian cinta mereka...taela....(Danau ini ada legendanya cuman aku harus nyontek dulu buat cerita disini hehehe)
Setelah turun dari perahu kita langsung cabut kea rah pemandian Cimanggu.(sempet beli gorengan tahu isi dan bakwan goreng…mungkin karena udara dingin rasanya enak buntutnya utk mendapatkan edisi terakhir jadi rebutan deh antara papa n fani..ckckck)

Nah di Pemandian Cimanggu lumayan menarik karena fasilitasnya banyak. Ada playgroundnya dan ada beberapa kolam renang dan kolam rendam. Yang seru menurutku itu justru tukang jualannya…ada strawberry merah menggiurkan dengan harga hanya 5000 sepak besar, ada jagung rebus, kedele rebus, ada asesories kerajinan, dan ada yg jual pepaya manisss banget, asli tanpa pemanis.
Fani tidak begitu suka berendam karena katanya panas…dia lebih suka main di pinggir kolam seperti parit tempat pembuangan air yang memang lebih banyak digunakan bermain air oleh anak-anak mungkin karena suhu airnya suam-suam kuku. Ada beberapa keluarga seru sekali main bola semacam volley.Ngiri melihatnya maklum kita Cuma rombongan kecil gak bisa seheboh mereka.
Usai berendam dan membersihkan diri di kamar bilas, kita makan bakso di saung-saung sekitar kolam, lagi-lagi mungkin karena udara dingin jadinya bakso alakadarnya itu rasanya enak apalagi disela dengan teh manis hangat..hmmm!
Karena sudah sore kita memutuskan utk pulang ke hotel dan acara memetik strawberry yang bertebaran di kanan kiri sepanjang jalan menuju hotel diputuskan esok pagi.
Jadi…ceritanya sampai sini dulu ya…..

Wisata ke Kawah Putih, Ciwidey, Bandung Selatan



 

Sabtu, 9 Mei 2009

Lagi-lagi, gara-gara surfing di internet, aku jadi penasaran akan keindahan sebuah kawasan di Bandung Selatan yaitu Ciwidey yang terkenal akan kawah putihnya, waktu itu kalo melihat gambar-gambar dari hasil browsing sih tampaknya kawah itu  indah banget maka jadilah  keinginan untuk ke sana menggebu-gebu!

 Setelah memantapkan rencana, booking hotel dan mencari data lokasi sebanyak mungkin, akhirnya…Sabtu yang kebetulan tanggal merah jadi momen yang paling dinanti-nanti.(maklum kalo Sabtu tuh seringnya masuk kerja)

Untuk menghindari macet kami berangkat jam 5 pagi dari Bekasi ke arah Bandung melalui tol Pasteur, saat itu sih lalin lancar jadi setelah keluar tol Kopo kami mengikuti petunjuk arah ke Ciwidey dan bim salabim jam 7.30 sudah sampai di soreang,Ciwidey.

Rencana semula pengen menginap di Kampung Pago tapi rupanya booking 1 minggu sebelumnya pun sudah tidak kebagian kamar, full!!! Tapi ada untungnya juga sih karena lokasi Kampung Pago ternyata masih dibawah gunung jadi udaranya belum dingin.

Akhirnya kita coba booking Hotel Sindang Reret, untungnya masih dapat kamar. Jadi begitu sampai Ciwidey langsung cari Sindang Reret, ternyata hotelnya bagus juga kok, yang pasti sih bersih dan pelayanannya bagus. Memang sih kalau dilihat dari segi fisik bangunan tampilannya kuno tidak menarik tapi percaya deh gak nyesel kok menginap disitu.

Pertama factor bersih dan nyaman (versi kita sih), pelayanan ramah & responnya cepet.

Setelah hilang penat kami melanjutkan perjalanan ke Kawah Putih….let's go…. (perasaan saat itu sih kayak anak kecil yg pake baju baru lengkap dengan bekal permen setoples diajak piknik…seneng n penasaran dueh hehehe)

Dari Hotel Sindang Reret kami kemudian melanjutkan perjalanan menanjak ke arah gunung, jalannya kecil dan berliku-liku tapi padat kendaraan karena 2 arah dan yang pasti makin ke atas makin sejuk dan dingin…brrrr…..

Cuaca yg gerimis ditambah lagi udara berkabut,lengkap dg pemandangan kanan kiri pohon besar yang lebat rasanya kok jadi dingin dan mistik. Selama perjalanan menuju kawah kita tidak menyalakan AC mobil  malah sesekali mengeluarkan tangan ke luar jendela mobil wuiiiihhh… dingin banget seperti memasukkan tangan ke dalam freezer.

 Ternyata bis besar hanya sampai di gerbang kawah putih, tidak dapat masuk kawasan karena jalanan kecil dan berliku-liku, kalau papasan mobil 2 arah saja rasanya udah was-was karena kanan kiri jurang…hiiii!!!! Jadinya kekhawatiran berpapasan dengan bis punah sudah!

Yang mengherankan karcis masuk wisata murah lho cuman 8000 perorang…emang sih tempat wisata ini gak dipoles macam2 alias gak ada fasilitas penunjang kecuali toilet yang minim sedangkan antriannya puanjaaaang….:P.

Tapi rupanya kekurangan tersebut mudah dimaafkan  krn keindahan kawah putih yang bisa membuat kita terkagum-kagum.Hanya kalo mengingat tabiat buruk masyarakat kita yang doyan nyampah rasanya gak yakin kalo keindahan wisata ini bisa bertahan! (btw…belakangan kata temanku tarifnya udah naik dan mahal sekali tapi jalanan sudah bagus dan sudah tidak ada warung kaki lima lagi di dekat kawah)

Saran sih kalo ke kawah ini harus bawa jaket karena dinginnnn rek! Jadi jangan coba-coba pake tank top deh bisa dressed to kill!                                         

 Untuk mencapai lokasi kawah harus berjalan kaki tapi tidak jauh kok jaraknya dari parkiran cuman agak menanjak karena melewati beberapa tangga mungkin karena udara yang dingin dan alamnya yang masih tampak alami, perjalanan kecil tersebut  tidak terasa melelahkan.

 Apalagi kalau sudah melihat dari kejauhan pemandangan laksana danau berwarna hijau kebiru biruan dengan gugusan tebing menjulang disekitarnya… wuaaaahhhh buagussss bangeeeetttt…..sumpah!

Sudah bisa ditebaklah apa yang kita lakukan begitu sampai disana, yang pasti sih bukan meditasi kayak di film laga misteri Mak Lampir walau situasinya mendukung krn sekarang sudah jamannya Vampire centil (serasa di kota Forksnya Twililight) yang pede beraksi di berbagai sudut tanpa malu-malu(banyak temennya sih)...pokoke narsisme abis!

Bau belerang kadang2 menyengat sekali makanya tidak betah juga lama2 disitu apalagi jadwal tour masih panjang(hehehe)…rencana sih lanjut ke Situ Patengan dan Pemandian air panas….makanya kira kira 2 jam cukuplah di Kawah Putih. Sempat  juga beli bantal strawberry & syall  buat kenang2an, tak lupa foto-foto juga dong! (biarin norak..)

Rencana berikutnya ke situpatengan. Well segini dulu ya ceritanya….


Kamis, 05 Agustus 2010

Wisata Durian di Warso Farm, Bogor



Sabtu, 11 April 2009

Kami mendapat informasi tentang Warso Farm tentu saja berkat kecanggihan internet…amazing banget karena orang serumah penggemar durian. Pengalaman merasakan makan durian di bawah pohon durian tanpa takut ketiban buahnya (buah duriannya udah diikat sedemikian rupa) hmm kapan lagi?…..dan rasanya sih aku belum pernah liat pohon durian!

Sekilas info Warso Farm itu perkebunan durian milik pribadi  seorang Veteran (lengkapnya cari di google aja ya), yang dibuka untuk umum dan diharapkan bisa memberikan pengalaman yang edukatif, semua orang boleh datang berkunjung tanpa dipungut biaya apapun tetapi harus bisa menjaga kebersihan dan tidak merusak terutama memetik apapun yang ada di kebun.(terimakasih Pak atas kebaikannya)

Kami berangkat dari  Bekasi lewat tol Bogor ke arah Puncak, sebelum Puncak keluar tol Ciawi ke kanan (ambil arah ke Sukabumi) luruuus aja sampai tempat bernama Caringin (setelah pertigaan Cimande) nanti di jalan Caringin cari aja plang penunjuk Warso Farm satu plank dengan Kecamatan Cijeruk. Belokannya ke kanan lurusss ikutin aja jalan yang beraspal… kalo nyasar nanya aja sama orang sekitar dijamin mereka tahu jawabannya. Jalannya memang menanjak,rusak dan sepiii, kita sempat mikir nyasar kali ya ?Sempat juga sih nanya di jalan untuk memastikan.Patokannya sih ada patung durian buesar di pinggir jalan!

Dan begitu melihat patung durian huah….girangnya minta ampun!(sambil ngiler)  

Parkirannya lumayan luas, waktu kita datang sudah tampak beberapa mobil. Ada beberapa saung, saung yang besar sebagai tempat transaksi jual beli durian sekaligus sebagai ruang duduk/ruang makan buah durian. Saung kecil adalah toilet dan musholla. Disekitarnya ada taman bermain kecil, kolam ikan yang cukup besar sesuai dengan ukuran ikannya yang juga gemuk dan besar-besar, ada kandang burung merpati di pintu masuk perkebunan dan di samping parkiran ada saung restorannya juga. Yang pasti sih tempatnya asri banget karena banyak tanaman terawat dan tertata rapi di lokasi tersebut. Perkebunan ini rupanya buka jam 7 pagi sampai jam 5 sore.


Yang bikin kecewa ternyata buah durian monthong yang matang sudah habis dan sudah banyak dibooking orang. Weleh… ternyata buah juga bisa dibooking tho?!

Untungnya kami masih bisa mendapatkan 2 pak kemasan plastik buah durian local yang sudah dikupas walau dengan harga mahal dan perlu dicatat:untuk mendapatkannya butuh persaingan ketat dengan pengunjung lain huhuhuhu…

Lain lagi dengan Fani….dia girang sekali begitu melihat ayunan dan prosotan, bagi dia tiada yang lebih indah selain ayunan swiiiiiiingggg.....

               Tanpa menunggu lama kami memasuki area perkebunan yang tidak dipungut biaya apapun…..awalnya capek n ngos ngosan karena melewati tangga yang menanjak cukup panjang.(Bagi yang membawa kakek-nenek tidak direkomendasikan)

Tapi begitu melihat dataran hijau…tarraaaaa……tampaklah beberapa buah durian menggantung di pohon yang rindang dan uuupsss! pohonnya pendek-pendek lho! (saking girangnya jadi kepengen meluk...sayang ada durinya...halah)


Penanaman pohonnya juga tertata rapi sehingga enak dilihat. Bagi yang lelah gak usah khawatir karena di dalam perkebunan ada beberapa tempat duduk taman dan saung yang memiliki view ke gunung, mau lesehan di rumput juga boleh.
Ohya di dalam kebun itu ada parit kecil seperti sungai buatan dengan air mengalir yang bening dan dingin jadi sambil leyeh-leyeh setelah mendaki tangga kita bisa duduk sambil mencelupkan kaki.

Karena hari sudah sore menunjuk pukul 3, kami memutuskan untuk pulang.

Setelah puas berfoto-foto kami keluar area perkebunan dan tak lupa mampir ke Restoran Warso untuk makan siang menjelang sore….laper bo! (jangan lupa mencicipi jus duriannya ya…recommended banget)